Rabu, 18 Maret 2015

Hati-Hati Pil KB Bisa Menyebabkan Penyakit Glaukoma

Meskipun memakai pil kontrasepsi akan mendukung program Keluarga Berencana (KB) Anda, tetapi waspadai penggunaannya terutama untuk jangka panjang. Studi yang dilakukan Universitas California di San Fransisco, Amerika Serikat, menemukan bahwa pil ini dalam jangka panjang kemungkinan dapat memunculkan risiko penyakit glukoma bagi wanita yang memakannya. Pil kontrasepsi berisikan hormon. Di pasaran, rata-rata ada dua jenis yang dijual yaitu mengandung hormon progesteron, atau kombinasi dari estrogen dan progesteron. Cara kerja pil ini salah satunya mencegah ovum matang dan lepas. Selain itu, lendir pada leher rahim dikondisikan kental agar sperma tidak mampu membuahi. Di samping itu, pil juga memengaruhi kondisi rahim agar tidak siap melangsungkan pembuahan yang dilakukan sperma dan ovum. Dengan demikian kehamilan tidak sampai terjadi.

Meskipun manfaatnya cukup bagus dalam mengatur kehamilan, namun studi ini melihat ada peningkatan dua kali lipat terkena glaukoma pada wanita yang menggunakannya tiga tahun berturut-turut. Penyebabnya adalah hormon estrogen dalam pil ini memicu perkembangan penyakit tersebut dan menimbulkan efek kebutaan. Dalam tahap parah, glaukoma dapat menimbulkan kerusakan permanen pada saraf optik mata. Studi melibatkan 3.406 wanita berusia lebih dari 40 tahun.

Data mereka dikumpulkan dari tahun 2005 sampai 2008. Mereka diketahui rata-rata memakai pil kontrasepsi lebih dari tiga tahun berturut-turut.  Dalam studi ini, para relawan diminta menjelaskan pengaruh pil pada kesehatan reproduksi mereka. Selain itu, relawan juga menjalani tes penglihatan dengan suatu tes khusus.

Hasilnya cukup mencengangkan. Relawan yag telah memakai pil kontrasepsi diketahui memiliki gejala glaukoma. Peningkatan risikonya ditemukan sampai 2,05 kali lebih tinggi. Temuan ini mungkin bukan bukti langsung, namun diduga kuat antara pil kontrasepsi dan kemunculan glaukoma terdapat kaitan sebab-akibat. Oleh sebab itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk menjelaskan lebih detil studi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar